Akeh Sandhungane Margining Kautaman


       Segala hal yang kita alami dibingkai dalam kerangka waktu. Dengannya, manusia senantiasa berpikir linier, dari masa lalu, ke masa kini, dan ke masa mendatang. Lalu digadang-gadangkanlah,
pentingnya tujuan, ambisi, dan cita-cita untuk dimiliki setiap manusia. Manusia harus bekerja keras sebab jerih payahnya yang akan menentukan masa depannya. Menentukan harta dan jabatan yang akan diperolehnya.

      Manusia membuat rencana-rencana yang begitu detail. Manusia menderita sebuah penyakit: ingin memegang kendali atas segala sesuatu. Dengannya manusia menjadi gampang khawatir terhadap hal-hal kecil. Manusia lupa akan adanya hal-hal yang tidak dia duga di semesta kemungkinan.

      Maka, saya pikir kita perlu punya paradigma baru. Bagaimana agar kita dapat memandang masa lalu, masa kini, dan masa mendatang dalam sebuah gambaran besar dari perjalanan jiwa.

"Bahwa masa lalu kita yang seperti itu, ada agar kita bisa menjadi seperti sekarang. Dan kita harus menjalani masa sekarang yang seperti ini, agar kita di masa depan bisa menjadi seperti kita di masa itu (meskipun kita tidak tahu apa yang akan menanti kita)".

Dan yang lebih penting daripada sekedar ambisi adalah kebermanfaatan, makna.
Dan makna, tidak harus besar. Tidak harus super. Sekecil apapun relung yang kita punya, itulah yang kita syukuri. Inilah dimensi sebenarnya dari apa yang dicari oleh manusia. Sedangkan ambisi hanyalah penggarisnya.

      Maka dari gambaran utuh dimensi waktu dan dimensi makna, kita perlu menjalani kehidupan kita sekarang, tanpa perlu mengkhawatirkan apa yang ada di masa depan. Tak perlu terperangkap dengan sosok seperti apa kita di masa lalu. Sebab yang ada saat ini adalah kita yang sekarang. Tak perlu terlalu pusing terhadap apa yang akan menanti kita di masa depan. Sebab apa yang ada di depan mata adalah urusan yang harus kita kerjakan sekarang.

      Saat nanti paradigma ini sudah membuka kesadaran kita, hanya kita yang tahu, dan kita yang mesti jujur pada diri sendiri, makna seperti apa yang kita dapatkan dari kata-kata yang kita ucapkan.

      Maka, kita perlu mengambil kebijaksanaan dari orang jaman dulu. Sebab kebijaksanaan selalu ada di mana-mana, dan tidak ada yang baru.


Halangan kehidupan bukanlah penghalang dalam perjalanan menuju kebaikan.


02.15 pm.
10/04/20

Comments

Post a Comment

Popular Posts