Titik nol
nanjak Gunung,
Setiap orang pernah muda, pernah bertingkah konyol, dan mungkin saja pernah salah kostum ke gunung. Haha
Mungkin saja gunung Merbabu ini lah titik nol bagi saya. Dapat dibayangkan, saya datang dengan segala pas-pasan dari segala aspek ; fisik, mental, peralatan, dan logistik. Bahkan saya salah kostum, celana jeans dan jaket tebal yang memenuhi tas carrier yang akhirnya menyulitkan diri sendiri. Ini semua gara-gara kegabutan dan ajakan tiba-tiba dari Teman saya
Trek dari batas vegetasi ke arah puncak pun benar-benar menyulitkan. Saya sampai berfikir sesulit inikah mendaki gunung?
Setelah sampai di puncak tertinggi Merbabu dengan mozaik samudera diatas awan, yaitu puncak Triangulasi. ada 2 hal yang tertanam dalam diri saya. Pertama saya jatuh cinta dengan gunung dan ingin mendaki gunung lain yang ada di Indonesia. dan yang Kedua saya gamau lagi naik merbabu via Cundel.
.
.
Persahabatan Manusia dengan Alam tidak pernah stabil.
Manusia bisa bersikap bijak, dan alam mendadak membalas dengan amarah.
Tak jarang juga Manusia bersikap kurang ajar, dan alam malah membalasnya dengan kebaikan.
Anehnya ketidakstabilan inilah yang membuat Manusia bertamu pada alam, lagi dan lagi.
Setiap orang pernah muda, pernah bertingkah konyol, dan mungkin saja pernah salah kostum ke gunung. Haha
Mungkin saja gunung Merbabu ini lah titik nol bagi saya. Dapat dibayangkan, saya datang dengan segala pas-pasan dari segala aspek ; fisik, mental, peralatan, dan logistik. Bahkan saya salah kostum, celana jeans dan jaket tebal yang memenuhi tas carrier yang akhirnya menyulitkan diri sendiri. Ini semua gara-gara kegabutan dan ajakan tiba-tiba dari Teman saya
Trek dari batas vegetasi ke arah puncak pun benar-benar menyulitkan. Saya sampai berfikir sesulit inikah mendaki gunung?
Setelah sampai di puncak tertinggi Merbabu dengan mozaik samudera diatas awan, yaitu puncak Triangulasi. ada 2 hal yang tertanam dalam diri saya. Pertama saya jatuh cinta dengan gunung dan ingin mendaki gunung lain yang ada di Indonesia. dan yang Kedua saya gamau lagi naik merbabu via Cundel.
.
Pada siang yang cerah, saya dan kawan-kawan yang berasal dari berbagai macam latar belakang.
Secara mendadak berteman di basecamp Merbabu via Cundel.
.
Persahabatan Manusia dengan Alam tidak pernah stabil.
Manusia bisa bersikap bijak, dan alam mendadak membalas dengan amarah.
Tak jarang juga Manusia bersikap kurang ajar, dan alam malah membalasnya dengan kebaikan.
Anehnya ketidakstabilan inilah yang membuat Manusia bertamu pada alam, lagi dan lagi.
"Orang bilang kenikmatan perjalanan berbanding terbalik dengan kecepatan berjalan. Pemandangan terindah justru terlihat ketika kita melambatkan langkah, berhenti sejenak"
Saya dapat pandangan Baru.
Di mata saya, hal yang membedakan kualitas perjalanan adalah "Apakah menggunakan Hati?"
Ada orang yang pergi ke ratusan negara, sampai sudak tak ingat lagi mana-mana saja yang sudah pernah didatangi, selain bukti foto dan cap paspor yang menjadi piala kebanggaan.
Ada orang seperti Lam Li yang berjalan perlahan-lahan, mendalami negeri-negeri, menyelami manusia, menganalisa sejarah, mempelajari budaya, dan mencatat setiap cerita.
Kau bilang perjalanan hanyalah bagi sang pemberani.
Kau bilang jalan-jalan ke luar negeri itu ekslusif bagi para
lelaki gempal jagoan yang melibas semua musuh.
Namun bagi ku, ujian pertama dalam perjalanan adalah pembuktian Kesabaran
Ketakutan selalu menghantui hidup, kita tidak bisa lari darinya.
Terima kasih Merbabu, teman-teman.
Dan Selamat Ulang Tahun untuk Ayah dan Bunda.
-Agustus, 8-2019
Comments
Post a Comment